Menaker: Pengangguran Indonesia didominasi berpendidikan SMK hingga sarjana

Pemicunya adalah, ketidaksesuaian lulusan pendidikan terhadap kebutuhan pasar kerja.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Foto: disnakertrans.ntbprov.go.id/

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan banyak pengangguran di Indonesia merupakan lulusan pendidikan tingkat SMK/SMA, diploma, hingga sarjana. Sedangkan untuk lulusan pendidikan SMP ke bawah justru banyak mengisi lapangan pekerjaan yang ada. Pemicunya adalah, ketidaksesuaian lulusan pendidikan terhadap kebutuhan pasar kerja. Hal ini ia sampaikan saat menjadi panel diskusi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (21/12).

“Tantangan pekerja di Indonesia ini diisi oleh tenaga kerja dengan pendidikan SMP ke bawah, sementara kalau kita lihat profil ketenagakerjaan yang menganggur justru yang tingkat pendidikannya lebih tinggi,” ujar Ida, ditulis Kamis (22/12).

Melihat tantangan tersebut, pemerintah telah memiliki Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Perpres ini dinilai menjadi langkah strategis untuk peningkatan kompetensi angkatan kerja Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri,

“Prinsip dasar pelatihan dan pendidikan vokasi itu berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, industri, kerja, dan kewirausahaan,” lanjut Ida.

Dalam menjalankan Perpres ini, maka pelatihan dan pendidikan vokasi juga menjadi tanggung jawab bagi pemerintah pusat, daerah, dan swasta. Sehingga diharuskan kolaborasi dengan seluruh pihak yang terlibat. Harapannya, sumber daya manusia (SDM) yang telah terlatih dan terdidik memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai pasar kerja.