Meski dibuka menguat, Rupiah berpotensi melemah karena faktor dalam negeri

Sentimen dalam negeri belum cukup kuat untuk membantu bertahannya rupiah di zona hijau

Sejumlah mahasiswa KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Banten melakukan aksi

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, (24/10) pagi bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp15.195. Sebelumnya, posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di kisaran Rp15.205 per dolar AS.

“Meski demikian, rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahannya,” kata Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, dalam riset hariannya yang diterima Alinea.id di Jakarta pada Rabu, (24/10).

Adanya potensi melemahnya rupiah dipicu karena sentimen dalam negeri yang belum cukup kuat untuk membantu bertahannya rupiah di zona hijau. Sentimen positif tersebut di antaranya rilis sejumlah laporan kinerja masa Pemerintahan Jokowi-JK yang marak diberitakan di berbagai media massa.

Kemudian penilaian Bank Indonesia (BI) yang melihat volatilitas Rupiah terjaga, serta langkah 11 bank sebagai pelaku utama di pasar valas yang tengah mempersiapkan pelaksanaan transaksi DNDF untuk membantu stabilnya rupiah.

Dari sisi global, lanjut Reza, diharapkan dapat lebih positif. Terutama dengan penguatan mata uang Euro dengan sentimen adanya pembicaraan positif antara Komisi Uni Eropa dan Italia untuk membahas defisit anggaran. Juga laju GBP yang diharap terapresiasi seiring kesepakatan Brexit. Dengan demikian, dapat mengurangi potensi kenaikan dolar AS.