sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Meski dibuka menguat, Rupiah berpotensi melemah karena faktor dalam negeri

Sentimen dalam negeri belum cukup kuat untuk membantu bertahannya rupiah di zona hijau

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 24 Okt 2018 10:14 WIB
Meski dibuka menguat, Rupiah berpotensi melemah karena faktor dalam negeri

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, (24/10) pagi bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp15.195. Sebelumnya, posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di kisaran Rp15.205 per dolar AS.

“Meski demikian, rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahannya,” kata Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, dalam riset hariannya yang diterima Alinea.id di Jakarta pada Rabu, (24/10).

Adanya potensi melemahnya rupiah dipicu karena sentimen dalam negeri yang belum cukup kuat untuk membantu bertahannya rupiah di zona hijau. Sentimen positif tersebut di antaranya rilis sejumlah laporan kinerja masa Pemerintahan Jokowi-JK yang marak diberitakan di berbagai media massa.

Kemudian penilaian Bank Indonesia (BI) yang melihat volatilitas Rupiah terjaga, serta langkah 11 bank sebagai pelaku utama di pasar valas yang tengah mempersiapkan pelaksanaan transaksi DNDF untuk membantu stabilnya rupiah.

Sponsored

Dari sisi global, lanjut Reza, diharapkan dapat lebih positif. Terutama dengan penguatan mata uang Euro dengan sentimen adanya pembicaraan positif antara Komisi Uni Eropa dan Italia untuk membahas defisit anggaran. Juga laju GBP yang diharap terapresiasi seiring kesepakatan Brexit. Dengan demikian, dapat mengurangi potensi kenaikan dolar AS.

Sekadar informasi, di pasar spot, Rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 15.190 hingga Rp 15.212 per dolar AS. Dengan posisi kurs tersebut, depresiasi Rupiah sejak awal tahun menjadi sebesar 12,07%.

Adapun, berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Rupiah melemah ke posisi Rp 15.208 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.192 per dolar AS.
 

Berita Lainnya
×
tekid