MNC Asia Holding resmi jadikan IATA sebagai pilar keempat bisnis

IATA diperkirakan dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp4,20 triliun atau mewakili 16,50% dari total pendapatan BHIT.

Logo PT MNC Asia Holding Tbk. Foto istimewa

PT MNC Asia Holding Tbk. (perseroan atau MNC Group atau BHIT) resmi memiliki 11.127.666.666 lembar saham atau setara dengan 44,09% PT MNC Energy Investments  Tbk (IATA). Hal ini berkaitan dengan berakhirnya periode Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 
(HMETD atau rights Issue) IATA pada hari ini. 

Aksi korporasi tersebut dilakukan untuk melunasi surat sanggup IATA yang diterbitkan kepada BHIT, dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan induk dari delapan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang sebelumnya dimiliki Perseroan. 

Pasca-rights issue, kinerja IATA akan dikonsolidasikan ke dalam perseroan, sekaligus mengukuhkan pilar bisnis keempat dari MNC 
Group, yang meliputi media & entertainment,  jasa keuangan, entertainment hospitality, dan energi. Ke depannya, MNC Group meyakini kontribusi IATA yang akan menjadi salah satu pendorong pendapatan, EBITDA, dan laba bersih perseroan. 

Wajah baru IATA, yang berhasil menajamkan fokus investasi di sektor energi, telah mengantongi cadangan batu bara sebanyak 332 
juta MT. Adapun kegiatan pengeboran yang dilakukan IATA belum mencapai 20% dari 72.478 ha keseluruhan area penambangan 
yang dimiliki, dengan kata lain, seluas 59.035 ha di antaranya masih dalam proses eksplorasi, sehingga IATA yakin cadangan terbukti akan terus meningkat, setidaknya mencapai 600 juta MT untuk semua IUP.

Menyongsong 2023, produksi batu bara IATA ditargetkan untuk menembus 10 juta MT dan akan terus meningkat seiring  bertambahnya proven reserves hasil eksplorasi serta bertambahnya kontrak pembelian dengan para trader batu bara di masa depan.
Hal tersebut tentunya akan membawa angin segar bagi performa bisnis perseroan.