MRT Jakarta dan kontraktor tandatangani paket kontrak Fase 2A

Total nilai kontrak sekitar Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021-Agustus 2027).

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, SMCC--HK JO Satoshi Tanimoto, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, dan Chief Representative JICA Indonesia Ogawa Shinegori berpose setelah prosesi penandatanganan paket kontrak CP 203 selesai dilakukan. Foto PT MRT Jakarta (Perseroda)/Irwan Citrajaya.

PT MRT Jakarta (Perseroda) dan kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta-Hutama Karya Join Operation (SMCC-HK JO) menandatangani paket kontrak (contract package) 203 MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota).

Paket kontrak CP203 merupakan bagian dari pembangunan Fase 2A MRT Jakarta dari Bundaran HI hingga Kota. CP203 akan mengerjakan dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Glodok sepanjang 240 meter dan Stasiun Kota sepanjang 411,2 meter serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer. 

Total nilai kontrak sekitar Rp4,6 triliun dengan masa konstruksi selama 72 bulan (September 2021-Agustus 2027). Pembangunan paket kontrak CP203 juga akan terintegrasi dengan konsep penataan kota tua, yaitu mengedepankan penataan area pejalan kaki dan manajemen rekayasa lalu lintas atau traffic arrangement. 

Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A ini akan melewati sejumlah cagar budaya di antaranya Gedung Sarinah, Museum Bank Indonesia, Gedung Chandranaya, Pantjoran Tea House, Museum Bank Mandiri, Tugu Jam Thamrin, dan Stasiun Jakarta Kota (BEOS). 

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengatakan, konstruksi CP203 ini akan mengusung desain dengan konsep Sunken Entrance, yaitu tinggi entrance yang lebih rendah dari entrance pada umumnya dengan tujuan untuk menjaga visual bangunan cagar budaya.