Neraca perdagangan RI-UE surplus meski bersitegang soal sawit

Neraca perdagangan Indonesia ke Uni Eropa masih surplus sekitar US$580 juta selama periode Januari-Maret 2019.

Bendera negara-negara Uni Eropa. / Pixabay

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa neraca perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa (UE) masih berjalan positif, meskipun benua biru melakukan kampanye negatif terhadap produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Secara umum neraca perdagangan ke Eropa masih positif," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/4).

Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Maret 2019 ke Uni Eropa mencapai US$3,6 miliar, sedangkan impornya US$3,02 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia ke Uni Eropa masih surplus sekitar US$580 juta.

"Tentu ada situasi yang berbeda-beda dengan masing-masing negara eropa, seperti meski dengan Jerman kita mengalami defisit, dengan Belanda kita justru surplus. Secara umum masih bagus karena kita masih surplus US$587 juta," katanya.

Sementara, Suhariyanto mengakui nilai ekspor sawit ke beberapa negara di Uni Eropa mengalami penurunan seperti ke Inggris yang selama Januari-Maret 2019 turun 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula dengan Belanda yang mengalami penurunan 39%, dan dengan negara lainnya seperti Jerman, Italia, dan Spanyol.