Nilai tukar rupiah masih labil

Posisi rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.000-15.250 sampai Desember 2018.

Pergerakan ini dipengaruhi tekanan dan respons yang berikan BI./AntaraFoto

Pergerakan rupiah yang tidak kunjung stabil membuat analis menyimpulkan tidak ada equilibrium untuk saat ini. Posisi rupiah, masih labil akibat banyaknya tekanan dan adanya upaya intervensi dari Bank Indonesia (BI).

“Saya tidak bisa mengatakan itu equilibrium. Kalau equilibrium itu berdasarakan supply dan demand. Stabil pada posisi itu pada rentang waktu cukup panjang baru dapat disebut equilibrium,” jelas Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah kepada Alinea.id pada Sabtu (6/10).

Posisi rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.000-15.250 sampai Desember 2018. Pergerakan ini dipengaruhi tekanan dan respons yang berikan BI. Tekanan eksternal yang dimaksud mencakup perang dagang serta tren kenaikkan suku bunga di The FED. Sedangkan kondisi domestik yang kurang baik juga berpengaruh. Misalkan saja, current account deficit (CAD) yang menyentuh 3%.

“Sumber-sumber tekanan ini yang menyebabkan rupiah kita mengalami kecenderungan depresiasi,” lanjutnya.

Intervensi atau respons dari BI seperti menggunakan cadangan devisa dan menggunakan suplai valuta asing (valas) justru menahan dorongan pelemahan rupiah tersebut. “Ada tekanan yang akan mendorong rupiah melemah. Tettapi ada juga respons dari BI yang akan menahan,” sebut Piter.