Paket ekonomi dan BI Rate tak mampu menguatkan Rupiah

Nilai tukar rupiah bergerak melemah sebesar 3 poin ke posisi Rp14.602 dibandingkan sebelumnya Rp14.599 per dolar AS.

Sejumlah pelajar menerawang mata uang rupiah Rp100 ribu dan Rp20ribu. Antara Foto

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, (21/11) bergerak melemah sebesar 3 poin ke posisi Rp14.602 dibandingkan sebelumnya Rp14.599 per dolar AS.

Sejumlah sentimen dalam negeri seperti kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan rilis paket kebijakan ekonomi tak mampu membuat Rupiah menguat. Padahal, melalui kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia diharap memiliki tren positif untuk mendukung keberlanjutan kenaikan rupiah.

"Meski demikian, juga perlu diperhatikan rendahnya posisi dollar AS juga dapat dimanfaatkan spekulan untuk masuk," ujar Reza dalam risetnya, Rabu (21/11).

Sebelumnya, pada Senin (19/11), Rupiah menguat 0,16% dibandingkan posisi penutupan pasar akhir pekan lalu. Namun demikian, pergerakan rupiah terus mengalami penurunan. Bahkan rupiah sempat merasakan dinginnya zona merah. Jelang penutupan pasar, rupiah mulai stabil di area apresiasi hingga akhirnya finis menguat sebesar 0,16%.

Di sisi lain, Wakil Gubernur The Fed, Richard Clarida, menilai perekonomian global mengalami perlambatan akibat isu yang berkembang di Eropa dan Tiongkok, di mana ekonomi AS pun ikut terkena dampaknya.