Pariwisata Indonesia butuh kunjungan wisata domestik

Kemenkomarves dorong 5 kali peningkatan jumlah wisatawan nusantara.

Deputi Bidang koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Odo R.M. Manuhutu dalam sesi panel diskusi di acara laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1). (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia).

Deputi Bidang koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Odo R.M. Manuhutu menyampaikan, pariwisata di Asia terutama Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang pemulihan kunjungan wisata mancanegara (wisman) paling lambat pascapandemi Covid-19. Hal ini pun membuat negara-negara yang bergantung pada wisman, mengalami penurunan pendapatan dari pariwisata di 2020 hingga 2022.

“Akibatnya apa, seperti misalnya Thailand mengambil kebijakan yang cukup kontroversial terutama bagi Indonesia , yaitu wisata Gajah,” kata Odo dalam sesi panel diskusi di acara laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1).

Kondisi ini berbeda dengan negara yang sektor pariwisatanya mengandalkan sektor domestik. Oleh karena itu, Odo meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih mendorong industri pariwisata yang bergantung pada sektor domestik.

Dia pun menjelaskan, Kemenkomarves telah berupaya meningkatkan jumlah wisatawan dalam negeri (domestik) atau nusantara. Dari data Kemenkomarves, disebutkan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) per penduduk di Indonesia masih rendah, yaitu 2,6 kali per tahun dibandingkan dengan Malaysia, Tiongkok, dan Jepang. Sehingga, saat ini sedang didorong untuk meningkat hingga 5 kali lipat mendekati Tiongkok.

Odo menuturkan, jika Indonesia bisa mencapai target dari 2022 sekitar 800 juta perjalanan menjadi 1,2 miliar hingga 1,4 miliar, maka akan meningkatkan pendapatan negara.