Pasar tradisional didorong gunakan transaksi digital

Uang elektronik akan secara otomatis terekam sehingga memudahkan penelusuran riwayat transaksi.

Ilustrasi. Pixabay

Transaksi nontunai pada era digital dipandang perlu untuk terus digalakkan tidak hanya di ranah modern namun juga tradisional. Pada pasar tradisional, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mendorong gerakan ini.

Stakeholder Communication Manager PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) Theo Sibarani melihat adanya manfaat praktis, akuntabel, realtime, aman dan nyaman akan diterima masyarakat dengan baik. Berbeda dengan transaksi tunai yang harus dicatat manual, transaksi dengan uang elektronik akan secara otomatis terekam sehingga memudahkan penelusuran riwayat transaksi

“Kemudahan menggunakan uang elektronik semakin mantap dengan banyaknya kebutuhan yang bisa dibayarkan. Misalnya penggunaan QRIS di berbagai pasar tradisional dan ritel modern, moda transportasi, akses kesehatan, pariwisata, edukasi pajak dan retribusi,” kata Theo dalam keterangan, Jumat (5/8).

Theo menyebut, bagi pedagang atau penjual online juga sebaiknya menyediakan fasilitas pembayaran nontunai karena akan mempermudah konsumen. Selain itu, si penjual juga bisa mengurangi risiko manajemen uang tunai dan lebih punya banyak pilihan untuk merambah ke produk-produk digital misalnya dengan berjualan di lokapasar. 

Saat ini, kata dia, bentuk pembayaran dengan menggunakan QRIS merupakan opsi yang sangat menguntungkan dan memudahkan baik bagi pelaku usaha maupun konsumen.