Pasokan batu bara kurang, IESR sarankan diversifikasi

Pengehentian ekspor batu bara oleh pemerintah disebut sebagai shock terapi.

Ilustrasi. Pixabay

Pemenuhan energi di Indonesia masih didominasi oleh batu bara. Ketergantungan pada energi fosil ini membuat kelimpungan saat pasokan tidak terpenuhi.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, menyarankan agar Indonesia tidak terlalu tergantung pada energi fosil. Menurutnyam Indonesia perlu mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

"Harus diversifikasi, 65% pasokan listrik pakai batu bara," katanya saat dikonfirmasi, Senin (10/01).

Dia beranggapan, dominasi pemakaian batu bara dalam memenuhi kebutuhan energi membuat pasokan energi menjadi tidak aman. Sementara, batu bara merupakan komoditas perdagangan di mana harga sangat fluktuatif dan cuaca sangat mempengaruhi.

"Bikin ciptakan ketidakamanan karena energi security tergantung besar pada batu bara, ini komoditas perdagangan," ujarnya.