Pembenahan industri tekstil butuh investasi Rp175 T

Revitalisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari hulu hingga hilir diperlukan untuk meningkatkan devisa negara.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan setidaknya dibutuhkan investasi sebesar Rp175 triliun untuk melakukan revitalisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari hulu hingga hilir dalam waktu tujuh tahun ke depan. / Antara Foto

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan setidaknya dibutuhkan investasi sebesar Rp175 triliun untuk melakukan revitalisasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari hulu hingga hilir dalam waktu tujuh tahun ke depan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto mengatakan pembenahan industri ini bertujuan meningkatkan daya saing produk tekstil Indonesia dan juga meningkatkan devisa negara hingga US$49 miliar di 2030.

"Saya pertegas Rp175 triliun itu dari hulu ke hilir dalam waktu tujuh tahun. Dan prinsipnya dalam waktu 10 tahun devisa kita akan meningkat dari US$13,2 miliar di 2018 menjadi US$49 miliar di 2030," katanya di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (11/12).

API juga menargetkan pada 2030 nett devisa yang akan diterima Indonesia mencapai US$30 miliar. Angka ini meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan dengan nett devisa yang diterima Indonesia saat ini yang hanya sebesar US$3,2 miliar.

"Karena kalau kita bisa meningkatkan nett devisa kita berarti sudah kompetitif. Sekarang kita baru US$3,2 miliar. Kita ingin meningkatkan hampir 10 kali lipat dengan investasi itu," ujarnya.