Pemerintah diminta mengekspor ayam atasi keresahan peternak

Kerugian yang dialami para peternak ayam karena disebabkan oleh harga jual yang tidak menutupi modal awal peternak.

Sejumlah Anggota Polisi memperlihatkan ayam yang diberikan oleh Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional seusai melakukan unjuk rasa di depan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta. Antara Foto

Para peternak ayam kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementerian coordinator bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian. Mereka memprotes karena harga jual ayam di lingkup peternak yang dihargai murah. Karena itu, mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang turut serta dalam aksi meminta pemerintah mengekspor ayam untuk mengatasi keresahan para peternak.

Salah satu mahasiswa IPB, Mar'ie Al Fauzan, mengatakan pihaknya merasa perlu turut ambil bagian dalam aksi damai untuk membantu para peternak ayam menyampaikan aspirasinya. Sebab, anjloknya harga jual di kalangan peternak berimplikasi pada kondisi mereka yang saat ini hampir gulung tikar. 

“Aksi kali ini dipicu karena keresahan peternak ayam mengenai harga jual yang jauh dari semestinya. Kami ingin membantu menyuarakan, karena kita ingin memberitahu bahwa peternak-peternak hampir gulung tikar karena regulasi tentang perlindungan peternak sangat minim,” kata Fauzan saat ditemui di Jakarta pada Kamis, (5/9).

Fauzan menjelaskan ihwal kerugian yang dialami para peternak ayam karena disebabkan oleh harga jual yang tidak menutupi modal awal peternak. Antara biaya pangan dan harga jual terpaut cukup jauh, sehingga merugikan para peternak.

“Kajian kita ada HPP (Harga Pokok Produksi) dan HET (Harga Eceran Tertinggi). Kalau dari peternak sekitar Rp17 ribu sampai Rp18.500. Tapi pada kenyataannya, ayam yang pertama dilahirkan itu yang hari pertama menetas cuma dihargai Rp5.000,” ujarnya.