Pemerintah kerja sama proyek satelit senilai Rp21 triliun

Satelit Republik Indonesia (Satria) diklaim sebagai satelit terbesar di Asia untuk kapasitas frekuensi 150Gbps.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menandatangani perjanjian penjaminan dan regres kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk proyek satelit multifungsi (SMF). / Antara Foto

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menandatangani perjanjian penjaminan dan resource agreement (regres) kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk proyek satelit multifungsi (SMF). Infrastruktur untuk mendukung internet cepat ini dinamakan Satelit Republik Indonesia (Satria).

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengklaim Satria sebagai satelit terbesar pertama di Asia untuk kapasitas frekuensi 150Gbps. Satelit ini akan dibangun pada akhir 2019 oleh perusahaan manufaktur asal Perancis, Thales Alenia Space. 

“Investasi yang digelontorkan untuk pembangunan Satria mencapai Rp21 triliun untuk kurun waktu 15 tahun,” kata Rudiantara di Jakarta, Jumat (3/5).

Satria direncanakan selesai dan siap diluncurkan pada kuartal II-2022 atau setelah sampai pada orbit 146 BT. Satelit ini diharapkan dapat beroperasi pada awal tahun 2023.

Cakupan layanan Satria akan mencapai hampir 150.000 titik layanan publik di seluruh Indonesia. Terdiri atas sarana pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi pertahanan dan keamanan, serta pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia.