Pengamat minta pemerintah waspadai jebakan utang

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang luar negeri RI hingga akhir Februari 2019 mencapai US$388,7 miliar atau setara Rp5.567 triliun

Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Loto Srinaita Ginting (kiri) berbincang dengan SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma saat memberikan sosialisasi penjualan SBR006 kepada karyawan Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (9/4)./AntaraFoto

Utang luar negeri RI yang kian melonjak, dicurigai terjadi akibat adanya upaya pemanfaatan situasi dan kondisi oleh pemerintah maupun swasta, terhadap situasi global yang menunjukkan gejala ketidakpastian.

"Jangan-jangan kenaikan utang luar negeri adalah aji mumpung atau upaya memanfaatkan situasi global, di mana banyak dana masuk ke negara berkembang," ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Alinea.id melalui wawancara via telepon genggam.

Sebagaimana diketahui, sepanjang awal 2019, perekonomian negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) tengah mengalami pra resesi. Ditandai dengan meningkatnya harga di pasar obligasi. Hal ini, dipercaya memperlancar aliran modal asing ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Hal ini seharusnya dapat diwaspadai secara tepat agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan lingkaran utang.

"Kalau tidak hati-hati, kita bisa masuk dalam jebakan, yaitu ketidakmampuan membayar utang sehingga harus menutup dengan hutang baru," katanya.