sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat minta pemerintah waspadai jebakan utang

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang luar negeri RI hingga akhir Februari 2019 mencapai US$388,7 miliar atau setara Rp5.567 triliun

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 18 Apr 2019 17:54 WIB
Pengamat minta pemerintah waspadai jebakan utang

Utang luar negeri RI yang kian melonjak, dicurigai terjadi akibat adanya upaya pemanfaatan situasi dan kondisi oleh pemerintah maupun swasta, terhadap situasi global yang menunjukkan gejala ketidakpastian.

"Jangan-jangan kenaikan utang luar negeri adalah aji mumpung atau upaya memanfaatkan situasi global, di mana banyak dana masuk ke negara berkembang," ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Alinea.id melalui wawancara via telepon genggam.

Sebagaimana diketahui, sepanjang awal 2019, perekonomian negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) tengah mengalami pra resesi. Ditandai dengan meningkatnya harga di pasar obligasi. Hal ini, dipercaya memperlancar aliran modal asing ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Hal ini seharusnya dapat diwaspadai secara tepat agar Indonesia tidak masuk dalam jebakan lingkaran utang.

"Kalau tidak hati-hati, kita bisa masuk dalam jebakan, yaitu ketidakmampuan membayar utang sehingga harus menutup dengan hutang baru," katanya.

Sebagaiman dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI), utang luar negeri RI hingga akhir Februari 2019 mencapai US$388,7 miliar atau setara Rp5.567 triliun (kurs Rp14.060). Secara tahunan, angka ini naik 8,8% dibanding posisi utang sebelumnya. Jumlah itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$193,8 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$194,9 miliar.

Sedangkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 baru mencapai 5,3%.

Hal ini menunjukkan ketimpangan yang sangat dalam dan dapat menyebabkan perekonomian domestik semakin tidak sehat.

Sponsored

"Apalagi kita kan harus bayar dengan bunga yang cukup mahal, utang pemerintah bunganya bisa 8% apalagi swasta, nah ini harus dicermati juga. Ketika kemudian tantangan-tantangan global, khususnya fluktuasi kurs masih jadi ancaman, adanya instabilitas dari makroekonomi global juga harus dicermati, jangan sampai utang ini tidak dikelola secara hati-hati hingga menyebabkan bubble dalam perekonomian," katanya.

Istilah gelembung ekonomi (economic bubble), gelembung spekulatif, atau gelembung keuangan adalah istilah yang menggambarkan kondisiri perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda dengan nilai intrinsiknya. Dalam kata lain, yakni memperdagangkan produk atau aset dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai fundamental.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menilai struktur utang luar negeri (ULN) Indonesia yang naik US$4,8 miliar pada akhir Februari 2019, tetap sehat, tercermin antara lain dari rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 36,9% pada periode tersebut.

"Kondisi itu relatif tidak banyak berubah dari bulan sebelumnya dan masih berada di kisaran rata-rata negara peers," kata Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta.

Selain itu, kata BI, berdasarkan jangka waktunya, struktur ULN Indonesia pada akhir Februari 2019 tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3 persen dari total ULN.
Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun struktur ULN Indonesia tetap sehat.

BI dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Berita Lainnya
×
tekid