Pengamat sebut keamanan PLTN tidak mudah

Jika Indonesia mengandalkan teknologi yang tidak reliable akan menghabiskan sumber daya.

Ilustrasi PLTN. Alinea.id/Muji Prayitno.

Indonesia memiliki target pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2049. Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut, tidak mudah memastikan keamanan PLTN.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, PLTN memang bisa menjadi sumber energi yang sangat besar dan bebas polusi. Kendati demikian, harga yang harus dibayar untuk bisa memastikan PLTN beroperasi dengan aman tidak mudah.

"Di Fukushima adalah cerminan bahwa yang namanya teknologi PLTN sangat berisiko untuk memastikan dia dapat beroperasi aman," ucapnya dalam webinar, Jumat (11/3).

Fabby menceritakan, ada yang menarik mengenai PLTN ini. Saat Perdana Menteri Jepang berkirim surat ke Komisi Eropa yang sedang membahas mengenai green tax economy, terjadi perdebatan mengenai PLTN.

Di dalam suratnya ditulis, untuk memanfaatkan energi nuklir harus mempertimbangkan kelangsungan generasi yang akan datang.