rencana pemidahan ibu kota tersebut belum pasti di kacamata pengusaha.
Rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) tak mendorong pengembang properti untuk mengambil langkah ekspansi ke sana.
Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) Amran Nukman menilai rencana pemidahan ibu kota tersebut belum pasti di kacamata pengusaha. Sehingga, pengembang tidak akan buru-buru mengakuisisi lahan untuk pembangunan di Kaltim.
"Pemidahan Ibu Kota Negara jelas jadi kabar gembira bagi pengembang di Kaltim. Tapi kita harus berandai-andai, bisa jadi batal, jadi jangan nekat beli tanah," kata Amran di Jakarta, Kamis (6/2).
Amran melanjutkan, berkaca dari masa lalu, kawasan Jonggol, Bogor, sempat diisukan akan menjadi Ibu Kota Negara di era Soeharto. Pengembang properti besar seperti Ciputra ikut terbawa hanyut oleh wacana tersebut dan membeli tanah di Jonggol.
Nyatanya, ibu kota urung pindah ke Jonggol. Ciputra pun menjadikan lahan mereka di Jonggol sebagai lokasi proyek perumahan segmen menengah bawah yaitu Citra Indah.