Polemik kompor listrik: Upaya 'paksa' menekan subsidi elpiji

Masyarakat miskin akan mendapatkan kompor listrik dan peralatan masak gratis namun akan mengalami lonjakan biaya listrik.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Solo, Bali, dan salah satu kota di Sumatera Utara menjadi daerah pertama yang merasakan program konversi subsidi gas 3 kilogram ke kompor listrik yang digulirkan pemerintah. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, uji coba telah dilakukan sejak Juli lalu kepada 1.000 keluarga di Solo, Jawa Tengah dan 1.000 keluarga di Bali. Kompor listrik ini dibagikan kepada golongan pelanggan subsidi 450 dan 900 volt ampere (VA).

“Secara teknis kami bisa menyampaikan berjalan dengan baik. Tentu saja kami terus memonitor di lapangan,” katanya, Rabu (14/9) lalu.

PLN pun kini telah memulai proses pengadaan kompor listrik sebanyak 300.000 buah, yang nantinya akan disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) subsidi listrik 450 dan 900 VA. Total anggaran yang telah masuk ke Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mencapai Rp540 miliar untuk program pengadaan ini.

Terkait hal ini, Darmawan juga telah mengantongi 11 nama pabrik lokal yang siap memenuhi pengadaan kompor setrum hingga akhir tahun. Dengan produksi pertama dijadwalkan sebanyak 105.000 unit yang akan disalurkan pada November 2022.

Bos PLN ini mengaku bahwa pengadaan 300.000 kompor listrik hingga akhir tahun cukup mepet. Apalagi dengan spesifikasi produk yakni memiliki kecepatan dan kenyamanan tak kalah atau bahkan lebih baik dari kompor elpiji.