Prediksi BI terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan

Prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan stabilitas yang tetap terjaga.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan kepada media terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (15/11/2018). Dalam keterangannya, Bank Indonesia pada 14-15 November 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%, dimana keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan Ban

Bank Indonesia (BI) menilai kinerja ekonomi pada 2018 cukup baik di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak kondusif. Kinerja ekonomi yang baik itu ditopang dari berbagai sektor ekonomi dalam negeri yang stabil dan tetap terjaga, sehingga momentum pertumbuhan terus berlanjut.

“Kita bersyukur di tengah kondisi tidak kondusif, kinerja ekonomi Indonesia cukup baik. Ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, investasi tumbuh kuat dan konsumsi rumah tangga juga tumbuh relatif tinggi serta didukung oleh terjaganya daya beli dan meningkatnya program sosial pemerintah,” kata Guberur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (27/11).

Dengan kondisi yang baik di 2018, Perry memprediksi kondisi ekonomi domestik tahun depan akan lebih stabil dibanding tahun sebelumnya. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 5% sampai 5,4%.

“Ke depan prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan stabilitas yang tetap terjaga,” katanya.

Lebih lanjut, Perry menjelaskan, membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik tak lepas dari tetap kuatnya permintaan domestik baik dari segi konsumsi maupun investasi. Tak hanya itu, kinerja ekspor juga membaik. Sebaliknya, impor bakal menurun.