Presiden ajak ekonom berpikir ala Abu Nawas

Jokowi juga menegaskan, pentingnya menjaga persatuan dan kerja sama dalam menghadapi situasi sulit.

Presiden Jokowi membuka secara resmi Sarasehan 100 Ekonom Indonesia Tahun 2022, Rabu (07/09/2022), di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih tumbuh positif di tengah ketidakstabilan kondisi global pascapandemi. Hal itu tidak terlepas dari keputusannya menolak lockdown saat pandemi Covid-19 terjadi.

“Kita beruntung saat itu Indonesia tidak lockdown. Mungkin 70 negara semuanya lockdown, di kabinet sendiri 80% minta lockdown. Saya enggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown, mungkin kita bisa masuk ke minus lebih dari 17%,” kata Jokowi dalam pidatonya di Sarasehan 100 Ekonom Indonesia Tahun 2022, Rabu (7/9).

Ia mengatakan, adanya pandemi Covid-19 menjadi bahan pembelajaran Indonesia dalam menghadapi permasalahan besar. Saat itu diketahui seluruh pihak baik dari pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah, dan tingkat RT bekerja sama menghadapi pandemi. Bahkan berbagai organisasi masyarakat, TNI, dan Polri ikut terlibat.

Usai pandemi berlalu, saat ini dunia dihadapi efek domino yang masih berlanjut, juga adanya perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada krisis energi, krisis pangan, dan krisis finansial. Untuk menangani permasalahan global ini, Jokowi pun meminta agar seluruh pihak bisa kembali bekerja sama menghadapinya seperti saat pandemi. Meskipun menurutnya, akan ada perubahan lanskap politik dan ekonomi, sehingga diperlukan pengambilan kebijakan yang berbeda dari biasanya untuk mengatasi berbagai krisis tersebut.

“Saya titip pada para ekonom, jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan menggunakan sesuatu yang standar, karena ini keadaannya tidak normal, sangat tidak normal,” tuturnya.