Prognosa ekspor produk perikanan 2021 mencapai US$5,45 miliar

Pada periode Januari-Oktober 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$4,56 miliar atau naik sekitar 6,6%.

Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor hasil perikanan di pasar Amerika Serikat (AS) seiring dengan meningkatnya eskalasi perang dagang AS dan China. Foto Antara

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) melaporkan, kinerja ekspor hasil perikanan selama masa pandemi cukup baik. Di mana nilai ekspor pada 2020 meningkat dibandingkan 2019. Selain itu, posisi Indonesia di tingkat dunia juga meningkat dari urutan 10 pada 2019, menjadi urutan delapan pada 2020. 

"Artinya ketika pasar global turun, kinerja ekspor Indonesia naik. Pada 2020, ekspor Indonesia mencapai di atas US$5 miliar. Sedangkan, pada periode Januari-Oktober 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$4,56 miliar atau naik sekitar 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, prognosa ekspor produk perikanan 2021 mencapai US$5,45 miliar atau meningkat 4,81% dibandingkan tahun lalu," jelas Dirjen PDSPKP Artati Widiarti dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi 2022 Kinerja Sub Sektor PDSPKP, Rabu (8/12).

Sedangkan, untuk nilai impor Indonesia mencapai US$408 juta. Hal tersebut mengakibatkan neraca perdagangan mengalami surplus US$4,15 miliar atau meningkat 5,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. 

Artati menyebut, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor utama terbesar, yaitu mencapai US$2,05 miliar atau 45% dari keseluruhan ekspor. Kemudian, disusul China (US$682 juta, kontribusi 15%), Jepang (US$503 juta, dengan kontribusi 11%), ASEAN (US$423 juta, dengan kontribusi 9%), dan Uni Eropa (US$259 juta dolar; kontribusi 6%). 

Sementara itu, untuk komoditas utama yang di ekspor masih bertumpu pada udang (40%), tuna/cakalang/tongkol (13%), rajungan/kepiting (11%), cumi/ sotong/ gurita (10%), dan rumput laut (6%).