Menteri Basuki: Intensifikasi 85.500 ha lahan lebih efektif ketimbang cetak sawah baru

Dari total tersebut, baru 28.300 ha yang memiliki saluran irigasi yang baik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai melakukan pantauan udara banjir Jakarta bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur DKI Anies Baswedan, Rabu (1/1). Alinea.id/Ayu Mumpuni.

Pemerintah memprioritaskan intensifikasi lahan sawah di area rawa Kalimantan Tengah tahun ini untuk mencukupi kebutuhan pangan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan intensifikasi lahan fungsional yang telah digarap petani bakal lebih efektif apabila dibandingkan dengan mencetak program cetak sawah baru di lahan gambut. 

"Intensifikasi akan lebih murah daripada buka baru. Buka baru belum tentu berhasil. Ini pas, petaninya sudah ada," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Rabu (24/6).

Intensifikasi lahan sawah fungsional dilakukan seluas 85.500 hektare (ha). Dari total tersebut, baru 28.300 ha yang memiliki saluran irigasi yang baik. Dengan demikian, sebanyak 57.200 ha akan dilakukan ekstensifikasi dengan perbaikan saluran irigasi.

"Sebagian sudah dicetak sawahnya, tapi karena tidak dikerjakan sehingga menyemak kembali. Ini perlu peningkatan jaringan irigasinya. Tinggal land clearing," ujarnya.

Basuki menuturkan saat ini terdapat tiga kendala dalam melakukan intensifikasi lahan sawah di bekas lahan gambut tersebut. Yakni, masalah irigasi yang disebabkan air tidak mengalir sehingga menyebabkan zat besi menumpuk di permukaan lahan.