RAPBN 2020 sinyal positif bagi emiten konsumer dan kesehatan

Anggaran tahun depan menjadi tahapan jangka menengah pertama menuju pencapaian visi Indonesia 2045. 

RAPBN 2020 sinyal positif bagi emiten konsumer dan kesehatan. / Antara Foto

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru saja menyepakati rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2020. Anggaran tahun depan menjadi tahapan jangka menengah pertama menuju pencapaian visi Indonesia 2045. 

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi mengatakan kebijakan fiskal yang akan ditempuh pemerintah tahun depan mengutamakan penggunaan pendapatan negara untuk menarik investasi dan mendorong daya saing. Pemerintah akan mengeluarkan beberapa kebijakan strategis baru untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), berupa insentif pajak dan perlindungan sosial.

Lucky pun menyebut anggaran pemerintah pada 2020 cukup konservatif dan mengarahkan belanja subsidi lebih fokus untuk menopang daya beli masyarakat kelas bawah. 

"Dengan melihat rencana postur anggaran untuk tahun depan, pemerintah mengandalkan investasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi karena kenaikan konsumsi masyarakat hanya sebesar 4.9%. Angka tersebut lebih kecil dibanding target tahun ini sebesar 5%," kata Lucky dari keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Selasa (3/9).

Dalam RAPBN 2020, lanjut Lucky, untuk meningkatkan mutu SDM pemerintah akan memberikan super deduction tax bagi perusahaan yang terlibat dalam kegiatan vokasi dan penelitian dan pengembangan. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan mini tax holiday untuk investasi dibawah Rp500 miliar, serta pemberian investment allowance untuk industri padat karya.