Refleksi 110 tahun perjalanan kelapa sawit Indonesia, ini kata GAPKI

Kontribusi komoditas sawit terhadap perekonomian Indonesia dinilai jelas, tangguh di tengah pandemi Covid-19.

Aktivitas pekerja Sawit/Foto Antara.

Produksi kelapa sawit melonjak pesat saat ini. Kenaikan produksi ini diprediksi akan terus terjadi setiap tahunnya karena produk kelapa sawit telah tersebar di 150 negara dengan total ekspor 34,5 juta ton pada 2020. Bahkan, konsumsi minyak sawit di dalam negeri terus meningkat mencapai sekitar 17,3 juta ton pada 2020.

Selama 110 tahun perjalanan kelapa sawit di Indonesia, komoditas ini dinilai mampu membuktikan ketangguhannya sebagai tanaman penopang Indonesia kala krisis ekonomi maupun pandemi Covid-19.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan, kontribusi sawit untuk Indonesia sangatlah jelas, baik dari sisi lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan devisa ekspor. Pada September 2021 sumbangan devisa sudah mencapai 25,9 miliar dolar.

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan akan mencapai rekor yang lebih tinggi, dan market share sawit dinilainya konsisten. “Jadi dari yang awalnya market share-nya hanya di bawah 15%, sekarang sudah mencapai 30% lebih. Itulah yang kemudian secara jelas bahwa kita mengalahkan kedelai, di mana kedelai dulu hanya 20% dan sekarang pun angkanya masih sekitar 22%," ujar Joko dalam diskusi virtual “110 Tahun Kelapa Sawit di Indonesia dan Peranannya Bagi Negara” pada Rabu (24/11).

Ia kemudian mengungkapkan alasan mengapa sawit sukses hingga saat ini, yakni karena komoditas ini dibutuhkan dunia yang tecermin dari permintaannya yang terus naik. Kunci sukses industri sawit lainnya adalah adanya dukungan dari pemerintah (program kredit), sehingga sawit dapat berkembang pesat, termasuk dukungan riset dan inovasi (benih unggul).