Merger Axiata dan Telenor batal, saham EXCL diburu asing

Batalnya rencana merger itu setelah negosiasi yang berlangsung selama lebih dari empat bulan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberikan sambutan pada Uji Coba Teknologi 5G dan Fiberisasi Jaringan XL di Jakarta, Rabu (21/8)./ Antara Foto

Induk PT XL Axiata Tbk. (EXCL), Axiata Group sepakat mengakhiri pembicaraan terkait proses merger mereka dengan Telenor ASA Norwegia.

Dalam keterangan tertulisnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/9), keputusan batalnya rencana merger itu setelah negosiasi yang berlangsung selama lebih dari empat bulan. Kedua pihak telah bekerja hingga proses due diligence dan perjanjian finalisasi transaksi yang akan diselesaikan pada kuartal III-2019.

"Karena beberapa kompleksitas dalam proses transaksi ini, kedua pihak sepakat mengakhiri diskusi merger ini," kata Corporate Secretary EXCL Murni Nurdini, dalam keterangannya, Jumat (6/9).

Sebelumnya, pada Mei lalu Axiata dan Telenor berencana menggabungkan aset telekomunikasi mereka di Asia. Keduanya berencana membuat holding company,  di mana Telenor akan memegang saham mayoritas 56,5%, sedangkan Axiata akan memegang 43,5%. 

Kamudian, proses merger dua raksasa telekomunikasi Axiata dan Telenor Norwegia ini pun sempat diterpa sentimen isu sawit. Sebab, seperti diketahui Uni Eropa membatasi impor minyak sawit Indonesia dan Malaysia karena tidak ramah lingkungan.