Serapan Premium rendah di tengah rencana penghapusan

BPH Migas mencatat, serapan Premium hingga November 2021 baru 34,15% dari total kuota 10 juta kiloliter.

Pengumuman terjadi kekosongan BBM jenis Premium di sebuah SPBU. Foto Antara

Serapan bahan bakar minyak (BBM) RON 88 atau Premium masih rendah jelang akhir tahun. Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serapannya baru 3,41 juta kiloliter (kl) atau 34,15% pada November lalu dari total kuota 2021 sebesar 10 juta kl.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov, menilai, lesunya penjualan Premium karena adanya kesadaran masyarakat yang mulai mengonsumsi BBM jenis lain, seperti Pertalite dan Pertamax.

"Pemerintah enggak pungkiri penjualan dibatasi dan dari sisi suplai dikurangi. Makanya, penjualan rendah," ucapnya kepada Alinea.id Jumat (24/12).

Penurunan konsumsi Premium berimbas terhadap meningkatnya serapan Pertalite. BBM jenis itu memiliki RON lebih tinggi (90) dan harganya tidak terlalu mahal.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyampaikan rencana menghapus Premium. BBM bersubsidi itu nantinya diganti Pertalite dalam masa transisi.