SMRC: 53% responden tolak investor asing

Pendapatan, domisili, dan tingkat pendidikan memengaruhi opini publik atas investasi.

Ilustrasi. Pixabay

Sebanyak 54% responden dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menolak dengan opini kehadiran investor asing berefek positif bagi perbaikan ekonomi. Yang berpendapat sebaliknya hanya 37%.

Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, menyatakan, perbedaan pandangan tersebut tecermin dari tingkat pendidikan responden. Domisili dan pendapatan pun memengaruhi pendapat publik.

"Mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendapatan lebih tinggi serta tinggal di perkotaan, cenderung menganggap lebih positif kehadiran investasi asing bagi ekonomi Indonesia dibandingkan mereka yang pendidikan dan pendapatannya lebih rendah serta tinggal di pedesaan," ujarnya saat mempresentasikan hasil survei secara daring, Minggu (9/8).

Dirinya lantas memaparkan pandangan warga Jakarta dan Banten dengan wilayah lainnya terkait investasi. "Sekitar 42% warga kota menganggap investasi asing membawa pengaruh positif, sementara hanya 32% warga pedesaan setuju dengan pendapat itu," lanjutnya.

Di DKI Jakarta dan Banten, 51% warga beranggapan investasi asing membawa pengaruh positif. Persentase pandangan ini hanya 45% di Jawa Barat. Nilainya kian rendah di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan kisaran 30%-35%.