Sri Mulyani: Dampak coronavirus lebih kompleks dibanding krisis global 2008

Wabah coronavirus jenis baru atau Covid-19 menimbulkan tekanan langsung terhadap individu masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Foto Antara/Puspa Perwitasari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai dampak dari coronavirus ke perekonomian dunia lebih kompleks dibandingkan tekanan ekonomi global pada 2008 akibat kebangkrutan bank investasi di AS, Lehman Brothers.

Menurut Sri Mulyani, wabah coronavirus jenis baru atau Covid-19 menimbulkan tekanan langsung terhadap individu masyarakat, bukan melalui sektor keuangan seperti pada 2008.

Tekanan langsung terhadap individu itu membuat kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat lainnya terhambat, seperti sekolah yang diliburkan hingga pabrik yang ditutup. Hal itu menimbulkan tertundanya kegiatan masyarakat, termasuk produksi.

"Lebih rumit ini (coronavirus). Karena ini menyangkut manusia, merasa dia harus memberikan ketenangan dulu apa yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap mereka. Karena ini menyangkut diri langsung pada ancaman mereka, keselamatan, kesehatan, sampai pada kemungkinan terancam meninggal dunia, itu yang jauh dampaknya lebih langsung," ujar Sri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3).

Sewaktu tekanan ekonomi global di 2008, yang terjadi dalam jangka pendek adalah dampak akibat transmisi di industri keuangan. Memang pada 2008, krisis akibat bangkrutnya Lehman Brothers menimbulkan dampak rambatan seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pegawai dan penutupan korporasi.