Suku bunga acuan BI naik 25 bps jadi 5,57%

Hal itu, untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I-2023.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/1/2023). Tangkapan layar YouTube BI

Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7 day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% pada Kamis (19/1). BI meyakini kenaikan BI7DRR sejak Agustus 2022 hingga saat ini yang totalnya mencapai 225 bps adalah memadai. Hal itu, untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I-2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II-2023.

“Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur ini merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/1).

Kenaikan BI7DRR juga diiringi dengan kenaikan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,00% dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%.

Perry juga menyampaikan, BI melakukan operasi moneter valuta asing (valas) termasuk implementasi instrumen berupa term deposit (TD) valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar. Tujuannya sebagai kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation).

Lebih lanjut, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi global semakin melambat dari perkiraan sebelumnya, karena fragmentasi politik dan ekonomi yang belum rampung. Selain itu juga pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju.