Sulitnya bank milik daerah untuk go public

Bank milik daerah sulit masuk ke lantai bursa lantaran begitu banyaknya perizinan yang harus dilewati.

Ketua Asbanda Kresno Sediarsi mengatakan, jumlah pemegang saham dari bank daerah ini jumlah bervariasi, mulai dari 20-33 shareholders mulai dari eksekutif dan legislatif sehingga prosesnya sangat panjang. / (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id)

Bank milik daerah sulit masuk ke lantai bursa lantaran begitu banyaknya perizinan yang harus dilewati.

Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menyebutkan rencana bank pembangunan daerah (BPD) untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sering terkendala dengan pengurusan perijinan yang panjang.

Ketua Asbanda Kresno Sediarsi mengatakan, jumlah pemegang saham dari bank daerah ini jumlah bervariasi, mulai dari 20-33 shareholders mulai dari eksekutif dan legislatif sehingga prosesnya sangat panjang.

"Pemegang sahamnya ini sangat banyak ada yang 33, ada yang 20 jadi persiapannya juga harus komprehesif jadi komunikasinya jadi sangat penting," kata Kresno di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (26/10).

Dengan demikian, lanjutnya, kerja sama dengan otoritas keuangan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan IPO tersebut sangat penting untuk memperlancar aksi korporasi tersebut.