Tantangan ekonomi Indonesia untuk presiden terpilih

Salah satu tantangan ekonomi yang harus dihadapi adalah stabilitas makro ekonomi jangka pendek.

Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/4). /Antara Foto.

Pemilu 2019 baru saja berlalu. Siapa yang akan menjadi pemimpin negeri ini lima tahun ke depan masih belum ditentukan, karena proses penghitungan suara masih berlangsung. Namun, siapa pun yang akan memimpin Indonesia, sejumlah tantangan ekonomi sudah menanti.

Ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, pemilu berpengaruh 30% pada perekonomian, sementara sisanya 70% adalah faktor global dan fundamental ekonomi Indonesia.

“Jadi, yang pertama kita lihat, kinerja ekspor dan investasi masih loyo,” kata Bhima saat dihubungi reporter Alinea.id, Sabtu (20/4).

Pernyataan Bhima itu menanggapi proyeksi ekonomi Indonesia oleh Kementerian Keuangan dalam APBN 2019 sebesar 5,3% pada 2019. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4%.

Bhima mengatakan, proyeksi 5,3% itu akan susah diraih. Paling banter, kata dia, hanya akan menyentuh angka 5% hingga 5,1%. International Monetary Fund (IMF) pun memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2% saja.