Target lifting migas tak terpenuhi, pemerintah jual stok

SKK Migas mencatat lifting minyak dan gas masih jauh dari target pada semester I-2018

Data SKK Migas mencatat capaian lifting minyak dan gas (migas) hingga semester I-2018 di bawah target./dokumentasi PT Pertamina

Pemerintah berencana menjual stok minyak dan gas yang ada saat ini untuk menggenjot target lifting. Pasalnya, SKK Migas mencatat lifting minyak dan gas masih jauh dari target pada semester I-2018. Deadstok di depot berkisar 5,2 juta barel. Jika dijual, target lifting minyak dan gas diperkirakan bisa tercapai. 

Data SKK Migas mencatat capaian lifting minyak dan gas (migas) hingga semester I-2018 di bawah target. Realisasi lifting minyak pada paruh pertama tahun ini mencapai 771.000 barel setara minyak per hari (Barrel Oil Equivalent Per Day/BOEPD) atau sekitar 96% dari target. Sementara lifting gas mencapai 1.152 BOEPD atau sekitar 95% dari target. Sehinga total lifting migas dalam enam bulan pertama 2018 mencapai 1.923 BOEPD atau sekitar 96% dari target.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat lifting migas belum tercapai. Salah satunya karena adanya kendala distribusi dan pembelian dari buyer yang tidak sesuai komitmen.

"Kalau masalah distribusi, kapal tidak mungkin angkut kalau kapasitasnya tidak full. Makanya kita evaluasi. Tapi, prinsipnya pasti bisa lifting," ujar dia kepada wartawan di DPR, Senin (9/7).

Masalah lainnya ada disisi buyer. Salah satunya komitmen buyer, PLN dan industri dalam negeri yang tidak membeli sesuai dengan kontrak. PLN, misalnya, pada komitmen awal PLN membeli gas dengan kontrak 10 mmscfd per hari. Tetapi kenyataannya hanya mengambil 8-9 mmscfd per hari.