sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Target lifting migas tak terpenuhi, pemerintah jual stok

SKK Migas mencatat lifting minyak dan gas masih jauh dari target pada semester I-2018

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 09 Jul 2018 17:45 WIB
Target lifting migas tak terpenuhi, pemerintah jual stok

Pemerintah berencana menjual stok minyak dan gas yang ada saat ini untuk menggenjot target lifting. Pasalnya, SKK Migas mencatat lifting minyak dan gas masih jauh dari target pada semester I-2018. Deadstok di depot berkisar 5,2 juta barel. Jika dijual, target lifting minyak dan gas diperkirakan bisa tercapai. 

Data SKK Migas mencatat capaian lifting minyak dan gas (migas) hingga semester I-2018 di bawah target. Realisasi lifting minyak pada paruh pertama tahun ini mencapai 771.000 barel setara minyak per hari (Barrel Oil Equivalent Per Day/BOEPD) atau sekitar 96% dari target. Sementara lifting gas mencapai 1.152 BOEPD atau sekitar 95% dari target. Sehinga total lifting migas dalam enam bulan pertama 2018 mencapai 1.923 BOEPD atau sekitar 96% dari target.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat lifting migas belum tercapai. Salah satunya karena adanya kendala distribusi dan pembelian dari buyer yang tidak sesuai komitmen.

"Kalau masalah distribusi, kapal tidak mungkin angkut kalau kapasitasnya tidak full. Makanya kita evaluasi. Tapi, prinsipnya pasti bisa lifting," ujar dia kepada wartawan di DPR, Senin (9/7).

Masalah lainnya ada disisi buyer. Salah satunya komitmen buyer, PLN dan industri dalam negeri yang tidak membeli sesuai dengan kontrak. PLN, misalnya, pada komitmen awal PLN membeli gas dengan kontrak 10 mmscfd per hari. Tetapi kenyataannya hanya mengambil 8-9 mmscfd per hari.

"PLN sedang menggalakkan EBT dan PLN menerapkan energi mix. Misalnya musim hujan, maka waduknya penuh, jadi mereka pakai PLTA. Jadi tidak sepenuhnya swicthing ke gas," jelas Djoko.

Di sisi lain, industri masih terkendala pada harga. Akibatnya, pelaku industri tidak sepenuhnya bergantung pada gas sebagai bahan baku produksi.

Sementara sebanyak 26 rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD) disetujui sepanjang semester I tahun 2018. Sekaligus, memberikan tambahan cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang terbukti sekitar 580 juta setara barel minyak.

Sponsored

Hal tersebut disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi dalam konferensi pers capaian triwulan I SKK Migas di Jakarta, Jumat (6/7).

Penambahan cadangan tersebut berdampak signifikan pada pencapaian rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) hingga 148% dari target kinerja sebesar 100%. "Kegiatan eksplorasi merupakan titik krusial untuk menjamin pasokan energi dan stabilitas perekonomian Indonesia," kata Amien.

Capaian positif juga ditorehkan penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga semester I 2018 yang sudah melebihi target. Penerimaan hulu migas telah mencapai US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp115 triliun, 71% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 ditetapkan US$11,9 miliar. 

Pencapaian eksplorasi ini, juga diimbangi dengan usaha untuk menekan penurunan produksi secara alamiah. Lifting minyak dan gas bumi, capaiannya sebesar 1,923 juta setara barel minyak per hari (boepd) atau sekitar 96% dari target APBN yang sebesar 2 juta boepd. Rinciannya, lifting minyak bumi sebesat 771.000 barel per hari (bopd) atau 96% dari target sebesar 800.000 bopd. Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,152 juta boepd atau 96% dari target yang sebesar 1,2 juta boepd.

Percepatan penyelesaian proyek pun dilakukan, dengan memprioritaskan kegiatan yang menjaga tingkat produksi. "Ada lima proyek yang mulai berproduksi di 2018 yang akan memberikan tambahan sebesar 7.800 bopd dan 98 juta kaki kubik per hari hingga akhir tahun," katanya.

Dalam menjaga produksi dan meningkatkan cadangan, dilakukan kegiatan seperti survei, pengeboran, perawatan dan kerja ulang sumur. Realisasi survei seismik dua dimensi (2D) sepanjang 237 kilometer (km) atau 4% dari target rencana kerja dan anggaran (WP&B) yang sepanjang 4.666 km. Seismik tiga dimensi (3D) terealisasi seluas 1.541 kilometer persegi dari target 5.382 kilometer persegi atau sekitar 26% dari target. Untuk sumur eksplorasi ditajak 11 sumur dari rencana 104 sumur atau terealisasi 10%. Sumur pengembangan dari rencana 289 sumur dibor 129 sumur atau terealisasi 45%.

Sedangkan kerja ulang, dari target 637 sumur terealisasi 324 sumur atau 51% dan perawatan sumur dari rencana 56.184 dilaksanakan 31.151 kegiatan atau terealisasi 55%.

Belum optimalnya kegiatan utama hulu migas seperti survei dan pengeboran di atas menyebabkan investasi tahun 2018 terealisasi sebesar US$ 3,9 miliar dari kesepakatan dalam WP&B yang sebesar US$ 14,2 miliar atau baru mencapai 27%. Sementara itu, pengembalian biaya operasi (cost recovery) sebesar US$ 5,2 miliar atau 51 % dari target APBN 2018 sebesar US$ 10,1 milliar (unaudited).

Berita Lainnya
×
tekid