Bisnis

Indonesia rayu India dan Vietnam terkait tarif bea impor

Presiden Joko Widodo meyakini bahwa hubungan ASEAN dengan India dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Samudera Hindia

Senin, 29 Januari 2018 17:24

ASEAN India Commemorative Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN India menjadi ajang hubungan perdagangan Indonesia dengan mitra dagangnya. Dalam kesempatan tersebut Indonesia dan Vietnam sepakat untuk menjalin hubungan perdagangan dalam pertemuan yang berlangsung pada 25-26 Januari di New Delhi, India. 

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat untuk mempererat perdagangan bilateral antara Indonesia dan India melalui pengurangan hambatan tarif. Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita yang turut mendampingi Presiden menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, persoalan peningkatan tarif bea masuk untuk produk minyak nabati menjadi perhatian. 

Sebab, hal ini telah menghambat ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India. Apabila hal tersebut terselesaikan, Enggar menyampaikan, Presiden meyakini bahwa hubungan ASEAN dengan India dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Samudera Hindia. 

India dinilai sebagai mitra dagang yang potensial, dimana negara tersebut memiliki jumlah penduduk hampir dua miliar jiwa. "Pertumbuhan ekonomi India sebesar 7% pada tahun 2017 dan populasi penduduk India yang besar merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia," tukas Enggar pada Senin (29/1). 

Indonesia meminta pemerintah India untuk mempertimbangkan kebijakan peningkatan tarif bea masuk untuk produk minyak nabati. Perlu diingat, Indonesia memberikan suplai besar bagi kebutuhan minyak nabati di India. 

Mona Tobing Reporter
Satriani Ari Wulan Editor

Tag Terkait

Berita Terkait