Banjir transaksi digital: Antara kebocoran dan perlindungan data pribadi

Puluhan juta data masyarakat bocor.

Ilustrasi. Alinea.id/Oky Diaz.

Konsumen digital di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan laporan kolaborasi yang dibuat oleh lembaga konsultan global Bain & Company bersama dengan Facebook bertajuk Digital Consumers of Tomorrow, Here Today (2020), konsumen digital Indonesia meningkat sebanyak 15% di 2020, lebih tinggi dari rata-rata peningkatan konsumen digital di negara kawasan yang hanya 5%-9%.

Total konsumen digital di Indonesia pada 2020, menurut laporan itu, mencapai 137 juta dan mewakili 68% dari total konsumen dengan rentang usia 15 tahun ke atas.

Di lain sisi, gelombang pandemi Covid-19 telah mempercepat proses transformasi digital di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya pada 2019, lembaga yang sama memperkirakan bahwa 310 juta konsumen digital baru akan tercapai dalam waktu lima tahun.

Namun, perkiraan tersebut datang lebih awal, hanya dalam setahun, diprediksi 310 juta pelanggan digital di ASEAN akan aktif bertransaksi di 2020. Diproyeksikan, pertumbuhan konsumen digital di Asia Tenggara akan terus meningkat hingga mencapai 340 juta konsumen di 2024.

Pandemi Covid-19 yang merebak akhir tahun lalu di China, dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020 telah membuat pergerakan orang dan barang menjadi terhambat. Berbagai sektor ekonomi dipaksa malih rupa ke digital dan berhasil mendorong transaksi elektronik meningkat.