Transisi energi diharapkan jadi komitmen bersama pada KTT G20

Sembilan prinsip Bali Compact diharapkan menjadi tonggak percepatan transisi energi dunia.

Ilustrasi energi baru terbarukan (EBT). Freepik

Percepatan transisi energi didorong menjadi komitmen bersama dalam deklarasi pertemuan puncak KTT G20 di Bali, 15-16 November mendatang. Para menteri bidang energi negara-negara G20 mengharapkan komitmen ini menjadi bagian dari solusi kunci mengatasi krisis energi global yang sedang terjadi.

"Negara G20 sepakat untuk mempercepat transisi energi, termasuk memastikan tercapainya target pembangunan global berkelanjutan di tahun 2030, khususnya untuk akses energi modern yang andal, berkelanjutan, dan terjangkau bagi semua," kata Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yudo Dwinanda Priaadi, dalam keterangannya, dikutip Rabu (9/11).

Yudo menjelaskan, Menteri Energi G20 telah menyepakati Bali Compact dalam Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM) di Bali, September lalu. Bali Compact berisi sembilan prinsip yang menjadi bagian penting dari percepatan transisi energi.

Dalam pertemuan itu, disampaikan Yudo, ada perbedaan situasi dan kondisi yang diakui setiap negara. Namun, para menteri energi negara-negara G20 sepakat melakukan transisi energi dan mencapai target-target global.

"Bali Compact berisi sembilan prinsip utama percepatan transisi energi dengan mempertimbangkan benefit kepada semua pihak dan tanpa no one left behind, semua sepakat bahwa dalam melaksanakan transisi energi tanpa ada yang tertinggal," ujarnya.