Tren defisit neraca perdagangan bakal berlanjut hingga akhir tahun

Defisit neraca perdagangan bakal berlanjut pada Desember 2018 karena ada kebutuhan natal dan tahun baru.

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (17/10/2018). Antara Foto

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018. Defisit ini berasal dari tingginya angka impor dibanding ekspor. Diketahui, impor Indonesia sebesar US$ 17,62 miliar. Jauh lebih tinggi dibanding ekspor yang jumlahnya sebesar US$ 15,80 miliar.

"Dengan menggabungkan impor dan ekspor maka neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Kamis, (15/11).

BPS menyatakan, jika dibandingkan pada September 2018, impor Indonesia pada Oktober 2018 meningkat tajam sebesar 20,60%. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2017, impor naik sebesar 23,66%.

Menanggapi hal itu, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, mengatakan sejauh ini memang sedang tren neraca defisit. Apalagi, nanti pada Desember 2018 ada kebutuhan natal dan tahun baru, otomatis konsumsi impor akan meningkat.

“Namun sejauh ini kami melihat bahwa faktor eksternal masih mendominasi. Angin surga nampak ditunjukkan oleh adanya perkembangan positif dari perundingan perpisahan Inggris dari Uni Eropa," ujar Nico.