Setidaknya 18 pedemo tewas dalam protes antikudeta di Myanmar

Menurut keterangan Kantor HAM PBB, polisi menggunakan kekerasan berlebihan dengan menggunakan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata.

Ilustrasi mayat / Pixabay

Setidaknya 18 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam protes antikudeta di Myanmar. Hal tersebut merupakan akibat dari tindakan keras yang dilakukan pasukan keamanan terhadap demonstran damai.

"Sepanjang hari, di beberapa lokasi di seluruh negeri, polisi dan pasukan militer telah menghadapi demonstrasi damai menggunakan kekuatan yang mematikan dan telah meninggalkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka," jelas Kantor HAM PBB pada Minggu (28/2).

Menurut pernyataan kantor tersebut, polisi secara lebih awal menggunakan kekerasan dengan melepaskan tembakan di sejumlah wilayah di Yangon setelah menggunakan granat kejut, gas air mata, dan tembakan peringatan yang gagal mendorong mundur massa pedemo.

Militer juga dilaporkan mengirimkan personil untuk membantu polisi mengendalikan para demonstran yang berkumpul untuk menentang kudeta pada 1 Februari.

Media lokal, Myanmar Now, mengunggah video dari seorang pria terluka yang tergeletak di jalan dekat persimpangan Hledan Center di Yangon. Media itu melaporkan bahwa dia telah ditembak di area dadanya oleh apa yang tampak seperti peluru tajam.