60 orang ditangkap terkait kerusuhan anti-muslim di Sri Lanka

Dari 60 orang yang ditangkap termasuk salah satunya pemimpin kelompok Buddha sayap kanan.

Tentara Sri Lanka berpatroli di jalan setelah serangan massa di sebuah mesjid di Hettipola, Sri Lanka, Selasa (14/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Sri Lanka memberlakukan jam malam nasional untuk malam kedua berturut-turut setelah gelombang kekerasan anti-muslim melanda pasca-bom Minggu Paskah. Polisi telah menangkap 60 orang, termasuk pemimpin kelompok Buddha sayap kanan.

Selama serangan pada Senin (13/5), seorang pria muslim ditikam hingga tewas ketika para perusuh membakar toko-toko milik warga muslim dan merusak sejumlah masjid. PBB telah menyerukan ketenangan dan penolakan terhadap kebencian.

Jam malam pada Selasa mulai berlaku sejak pukul 21.00. Polisi mengatakan, jam malam di Provinsi North Western, tempat kekerasan terburuk terjadi, akan diterapkan lebih lama.

Kerusuhan di North Western yang berlokasi di utara Kolombo, membuat polisi meletuskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa di sejumlah kota.

Ketegangan di Sri Lanka meninggi sejak kelompok militan Islam melancarkan aksi bom bunuh diri di sejumlah gereja dan hotel mewah pada Minggu Paskah, menewaskan lebih dari 250 orang.