Anggota parlemen Myanmar desak PBB selidiki kudeta

Para anggota parlemen Myanmar mendesak UNHRC untuk mendukung upaya mereka dalam menyoroti dugaan pelanggaran dengan melakukan penyelidikan.

Ilustrasi. Pixabay

Sekitar 300 anggota parlemen Myanmar mendesak PBB untuk menyelidiki pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang mereka duga telah dilakukan oleh militer.

Dalam sebuah surat kepada Dewan HAM PBB (UNHRC) di Jenewa, para anggota parlemen menuduh pasukan keamanan Myanmar menembak pengunjuk rasa antikudeta.

Sebelumnya, utusan PBB untuk Myanmar mengatakan, ada bukti bahwa pasukan menggunakan peluru tajam untuk membubarkan demonstran.

UNHRC kemudian meminta Myanmar untuk mengizinkan akses bagi pemantau hak asasi manusia.

Protes berlanjut pada Jumat (12/2) yang menentang permohonan dari pemimpin militer, Jenderal Min Aung Hlaing, yang dilantik oleh tentara sebagai pemimpin militer negara itu pada 1 Februari.