Pasca-bebas, Pangeran Alwaleed dukung reformasi Arab Saudi

Pangeran Alwaleed bin Talal sempat mendekam tiga bulan di penjara mewah. Ia ditangkap di bawah komando putra mahkota Arab Saudi.

Pangeran Alwaleed bin Talal dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman / Twitter

Miliarder sekaligus pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal (63), yang sempat ditahan selama tiga bulan dalam kampanye antikorupsi di bawah komando Putra Mahkota Mohammed bin Salman (32), pada hari Kamis (12/7) menyatakan dukungannya terhadap program reformasi pemimpin muda itu. 

Melalui Twitter, Pangeran Alwaleed bin Talal memberitahukan bahwa dia melangsung pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman atau yang akrab disapa MBS. Keduanya mendiskusikan isu ekonomi serta masa depan dan peran sektor swasta dalam keberhasilan Visi 2030.

Pangeran Alwaleed juga menegaskan bahwa dia akan menjadi salah satu pendukung terbesar Visi 2030. Ini merupakan pertemuan pertama yang diungkap ke publik pasca-kampanye antikorupsi diluncurkan pada November 2017. 

I was honoured to meet with my brother HRH the Crown Prince and to discuss economic matters and the private sector's future & role in #Vision2030 success.

I shall be one of the biggest supporters of the Vision through @Kingdom_KHC & all its affiliates. pic.twitter.com/wgIBqR8E9D — الوليد بن طلال (@Alwaleed_Talal) 12 July 2018

Visi 2030 adalah skema yang digagas MBS untuk 'menyapih' Arab Saudi yang merupakan pengekspor minyak mentah terbesar dunia dari pendapatannya di sektor minyak. Selain itu, Visi 2030 juga bertujuan 'membuka' negara yang selama ini dikenal tertutup.