AS desak China-Hong Kong bebaskan karyawan Stand News

Penggerebekan dan penangkapan terhadap awak redaksi Stand News dilakukan dengan dalih melanggar UU Keamanan Nasional.

Polisi berjaga saat penggerebekan dan menangkap enam pekerja Stand News di Hong Kong, China, pada Rabu (29/12). Foto Reuters/Tyrone Siu

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, meminta pihak berwenang China dan Hong Kong segera membebaskan karyawan Stand News yang ditangkap saat kepolisian menggerebek dan penyetop operasional kantor media tersebut.

"Kami meminta otoritas China dan Hong Kong untuk berhenti menargetkan media independen Hong Kong dan segera membebaskan enam wartawan dan eksekutif media yang telah ditahan dan didakwa secara tidak adil," ujarnya Blinken dalam sebuah pernyataan, mengutip CNA, Kamis (30/12).

Polisi Hong Kong pada Rabu (29/12) lalu memasuki kantor Stand News, lalu menyita telepon, komputer, dan dokumen serta mengambil alih pimpinan redaksinya. Stand News kemudian mengeluarkan pernyataan akan segera menghentikan operasional.

Dengan membungkam media independen, China dan otoritas lokal dinilai merusak kelangsungan hidup demokrasi di Hong Kong. Padahal, seharusnya pemerintah yang percaya diri dan tidak takut akan kebenaran adalah pemerintah yang merangkul kebebasan pers.

Stand News, yang didirikan pada 2014 sebagai organisasi nirlaba, adalah media pro demokrasi yang paling menonjol di Hong Kong setelah penyelidikan keamanan nasional tahun ini menyebabkan penutupan tabloid Apple Daily milik taipan Jimmy Lai yang dipenjara.