AS-Iran sama-sama mau dialog tapi mentok pada syarat awal

Iran menginginkan AS kembali menghormati kesepakatan nuklir 2015, sementara Washington menginginkan sebuah perjanjian baru.

Presiden Iran Hassan Rouhani. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Iran siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat jika Washington mencabut sanksi dan kembali mematuhi kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA). Demikian disampaikan Presiden Hassan Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Minggu (14/7).

"Kami selalu percaya pada dialog ... jika mereka mencabut sanksi, mengakhiri tekanan ekonomi dan kembali ke kesepakatan, kami siap untuk mengadakan pembicaraan dengan AS hari ini, sekarang dan di mana saja," ungkap Presiden Rouhani.

Sementara Iran masih mengandalkan kesepakatan nuklir 2015, pemerintahan Donald Trump justru menyatakan bahwa mereka terbuka untuk berunding dengan catatan itu terkait kesepakatan baru. Sejak lama Trump menyebut bahwa JCPOA, yang dicapai di bawah pemerintahan Barack Obama, merupakan kesepakatan yang sangat buruk dan memalukan.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar Washington Post, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, menolak gagasan Rouhani. Pompeo menyebut itu sama dengan tawaran yang diajukan kepada John F. Kerry dan Obama.

"Jelas, Presiden Trump akan membuat keputusan akhir. Tetapi ini adalah jalan yang telah dilalui oleh pemerintahan sebelumnya dan itu mengarah kepada kesepakatan nuklir 2015, yang mana Presiden Trump dan saya yakini merupakan bencana," tutur Pompeo.