AS sanksi perusahaan-entitas China atas pelanggaran HAM muslim Uighur

AS berkeyakinan, China memakai bioteknologi dalam penindasan terhadap muslim Uighur di Xinjiang.

Warga muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Foto AFP/Greg Baker

Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Kamis (16/12) menjatuhkan sanksi baru terhadap beberapa perusahaan bioteknologi, teknologi pemindaian, dan entitas pemerintah China karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap kelompok minoritas muslim Uighur di Xinjiang.

Pemerintahan Biden mengatakan, sanksi baru ini akan mencegah perusahaan-perusahaan AS menjual produk pada Akademi Ilmu Kedokteran Militer China dan 11 lembaga penelitiannya yang mengembangkan bioteknologi, yang diyakini menjadi senjata untukmenindas warga Uighur.

“Kinerja ilmiah bioteknologi dan inovasi medis dapat menyelamatkan nyawa. Sayangnya, China memilih untuk menggunakan teknologi-teknologi ini untuk mengontrol rakyatnya dan menindas anggota kelompok etnis dan agama minoritas,” ujar Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, melansir VOA pada Jumat (17/12).

Menurutnya, AS tidak bisa membiarkan komoditas, teknologi, dan piranti lunak dari negaranya yang mendukung ilmu kedokteran dan inovasi bioteknik menjadi alat untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keamanan nasional.

Langkah ini diambil beberapa hari setelah pemerintahan Biden mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing karena pelanggaran HAM yang dilakukan kepada muslim Uighur.