AS tarik pasukan dari Suriah, Prancis pilih bertahan

Ketika Turki dan Rusia menyambut baik langkah Trump menarik pasukan dari Suriah, Inggris dan Prancis justru sebaliknya.

Ilustrasi / Pixabay

Setelah Donald Trump mengumumkan bahwa dia akan menarik militer Amerika Serikat dari Suriah, sejumlah sekutu internasional AS bereaksi dengan syok dan cemas. 

Keputusan Trump untuk menarik penuh militer AS di Suriah dikonfirmasi oleh pejabat dan diperkirakan akan terealisasi dalam beberapa bulan mendatang. 

Saat ini ada sekitar 2.000 pasukan AS di Suriah, sebagian besar dari mereka menjalankan misi mendukung pasukan lokal yang memerangi ISIS. 

Pernyataan Trump bahwa ISIS telah dikalahkan, tidak didukung oleh sekutu yang telah berjuang bersama AS di Suriah. Sebaliknya, Prancis dan Inggris justru menekankan ancaman ISIS terus berlanjut.

"Masih banyak yang harus dilakukan dan kita tidak boleh melupakan ancaman yang mereka timbulkan. Bahkan meski tanpa wilayah, ISIS tetap menjadi ancaman," ungkap Kementerian Luar Negeri Inggris pada Rabu (19/12). "Sebagaimana telah dijelaskan oleh Amerika Serikat, perkembangan di Suriah bukanlah menandai akhir Koalisi Global atau kampanyenya. Kami akan terus bekerja sama dengan anggota koalisi lainnya."