Buddha garis keras Sri Lanka serukan pembentukan pemerintah Sinhala

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok Buddha yang dipimpin oleh BBS telah memicu permusuhan terhadap muslim.

Pemimpin Bodu Bala Sena (BBS), Galagoda Aththe Gnanasara (berkacamata) dalam rapat besar pada Minggu (7/7). REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Kelompok nasionalis Buddha yang paling berpengaruh di Sri Lanka menggelar rapat besar pada Minggu (7/7), menyerukan perebutan kendali parlemen. Langkah tersebut, menurut mereka, bertujuan melindungi masyarakat di tengah ketegangan sektarian pascabom Minggu Paskah yang didalangi oleh militan muslim.

Pemimpin Bodu Bala Sena (BBS), Galagoda Aththe Gnanasara, yang berpidato di hadapan ratusan biksu dan pengikutnya di Kandy, meminta 10.000 kuil Buddha di Sri Lanka untuk membantu memenangi suara bagi para kandidat yang berasal dari mayoritas Buddha Sinhala.

"Kami para pemuka agama bertujuan untuk menciptakan pemerintahan Sinhala. Kami akan membentuk parlemen yang akan bertanggung jawab pada negara, yang akan melindungi Sinhala," tutur Gnanasara.

Dia juga mengatakan bahwa para politikus harus menyerahkan perjuangan melawan ekstremisme Islam kepada para biksu.

"Kita dapat berbicara dengan mereka secara langsung di desa-desa dan menciptakan komunitas muslim sebagaimana yang kita inginkan, tanpa ekstremisme. Itu merupakan tanggung jawab kami karena ini adalah negara Sinhala. Kami adalah pemilik sejarah negara ini," kata Gnanasara.