CEO Microsoft kritik UU Kewarganegaraan India

Para kritikus menilai, Undang-Undang Kewarganegaraan itu bertentangan dengan semangat konstitusi sekuler India.

Demonstran melakukan aksi protes menentang UU kewarganegaraan baru, di pinggiran Agartala, India, Sabtu (11/1). ANTARA FOTO/REUTERS/Jayanta Dey

CEO Microsoft Satya Nadella mengkritik UU Kewarganegaraan baru yang disahkan oleh pemerintah nasionalis Hindu India bulan lalu. Para kritikus menilai, Undang-Undang Kewarganegaraan itu bertentangan dengan semangat konstitusi sekuler India.

UU, yang menjadikan iman sebagai dasar kewarganegaraan, telah memicu protes nasional terhadap pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi.

"Saya pikir apa yang terjadi menyedihkan, terutama sebagai seseorang yang tumbuh di sana ... Saya pikir itu buruk," kata Nadella kepada BuzzFeed dalam sebuah acara di New York.

"Saya akan senang melihat seorang imigran Bangladesh yang datang ke India menciptakan unicorn berikutnya di India atau menjadi CEO Infosys. Itu seharusnya menjadi aspirasi. Saya berharap apa yang terjadi pada saya di Amerika Serikat, terjadi pula di India."

Nadella tumbuh di Hyderabad, sentra teknologi di India yang merupakan pusat penelitian dan pengembangan Microsoft terbesar di luar AS.