Pekerja Palestina di Israel: Dari teman jadi musuh hanya karena salah jawab

Noura membantah pernah mengucapkan kata-kata yang dituduhkan kepadanya.

Ilustrasi. Foto:Nypost

Pada hari Sabtu, 7 Oktober, Noura (nama yang disamarkan) berangkat bekerja seperti biasa pada pagi hari di rumah sakit di Israel tempat dia bekerja selama lebih dari dua tahun.

Ahli kesehatan asal Palestina ini telah melihat sekilas berita tentang serangan Hamas di hari itu. Namun, ia terburu-buru dan tidak serius menyimaknya.  Ia tidak menyadari besarnya dampaknya: Sebuah serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Palestina, Hamas, terhadap Israel selatan yang akan menyebabkan sedikitnya 1.300 orang di Israel tewas. 

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melancarkan kampanye pemboman mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 2.300 warga Palestina, dan melakukan pengepungan total terhadap wilayah kantong tersebut, menghalangi pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Invasi darat tampaknya akan segera terjadi.

Namun pada Sabtu pagi, Noura tidak mengetahui hal tersebut. Kelompok bersenjata Palestina secara berkala menembakkan roket ke Israel selatan yang sebagian besar dapat dicegat oleh sistem pertahanan rudal negara tersebut, yang dikenal sebagai Iron Dome.

Jadi, ketika seorang rekan kerja yang tampak terguncang berbicara kepada Noura tentang apa yang terjadi, dia menjawab dengan mengatakan, “Ini bukan pertama kalinya” – sebuah tanggapan yang sekarang dia akui kurang berempati.