Demo besar di Prancis tolak pembatasan di ruang publik

Polisi di Lyon menembakkan granat gas air mata untuk menahan demonstrasi besar-besaran di pusat kota.

Ilustrasi. Pixabay

Ribuan orang berdemonstrasi di Prancis menentang rencana membatasi restoran dan ruang budaya hanya bagi yang telah divaksin Covid-19 atau baru-baru ini tes dengan hasil negatif.

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di beberapa kota, seperti Paris dan Lyon.

Kebijakan yang diumumkan pada Senin (12/7) itu menjadi strategi Presiden Emmanuel Macron untuk memerangi gelombang infeksi Covid-19 dan menekan angka rawat inap. "Semakin banyak kita memvaksin, semakin sedikit ruang yang kita tinggalkan untuk virus ini bersirkulasi," ujar Macron.

Dokter dan ilmuwan memperkirakan akan ada lebih banyak pasien di rumah sakit ketika peningkatan infeksi varian delta menyerang populasi yang rentan, seperti yang terjadi di beberapa negara lain.

Tetapi, para kritikus mengatakan, tindakan itu menginjak-injak kebebasan dan mendiskriminasi mereka yang tidak ingin divaksin. Warga Prancis berbaris di sejumlah kota pada Rabu (14/7) untuk mengecam tindakan itu sebagai "kediktatoran".